[Ressensi Novel] The Alchemyst - Michael Scott

Judul Buku: The Alchemyst

Penulis: Michael Scott

Penerjemah: Berliani M. Nugrahani

Penerbit: Penerbit Matahati

Tahun: 2014

Tebal: 504

Genre: Fiksi/Fantasi

ISBN: 978-602-8590-44-0

Kebenaran :

Nicholas Flamel, yang lahir di Paris pada tanggal 28 September 1330, yang dikenal sebagai Alchemyst termasyhur di masanya. Dia berusaha menciptakan ramuan untuk hidup abadi, dan mengubah logam menjadi emas murni. Menurut cerita, sang Alchemyst meninggal pada tahun 1418, tetapi ketika makamnya dibongkar, ternyata makamnya kosong.

Legenda :

Nicholas Flamel masih hidup karena dia berhasil menemukan ramuan untuk hidup abadi. Semua rahasianya ada dalam buku Abraham the Mage. Jika jatuh ketangan orang yang salah, buku itu dapat membawa petaka bagi umat manusia.

Terkadang, legenda merupakan kebenaran.

Judul buku The Alchemyst mungkin sudah terlalu melekat dengan salah satu buku Paulo Coelho, yang dinyatakan mampu mengubah hidup orang-orang yang membacanya, namun novel The Alchemyst karya Michael Scott ini tak juga kalah seru ceritanya dibanding karya Paulo Coelho. Buku ini mengajarkan begitu banyak sejarah dunia kepada kita.

The Alchemyst merupakan seri pertama dari ke-enam seri kisah the secrets of immortal Nicholas Flame, karya Michael Scott.

Pertamakali mengenal nama Nicholas Flamel adalah dari film Harry Potter, dalam Film Harry Potter diceritakan bahwa Flamel adalah seorang Alkemis yang menggunakan philosopher’s stone untuk hidup abadi.

Sedangkan dalam novel the alchemist, Michael Scott, Flamel diceritakan masih hidup hingga saat ini dan tinggal bersama istrinya Prenelle di San Fransisco, Amerika. Mereka berdua menjadi pemilik toko buku, yang dijaga oleh seorang anak bernama Josh Newman yang bekerja disaat masa liburannya. Josh memiliki kembaran bernama Sophie yang bekerja disebuah coffe shop yang berada diseberang toko buku milik Flamel.

Dihari itu tiba-tiba seorang ahli sihir yang hidup abadi seperti Flamel dan pernah mengabdi dikerajaan Inggris bernama Dr. John Dee, mendatangi toko buku milik Flamel untuk mengambil Codex (sebuah buku yang ditulis oleh Abraham the Mage). Dee menginginkan buku itu karena memuat resep ramuan kehidupan abadi menggunakan philosopher’s stone, buku itu juga mengandung sejarah serta berbagai rahasia dunia. Di tangan yang salah, rahasia-rahasia yang terdapat dalam Codex dapat mengakibatkan kehancuran dunia.

Dee menginginkan codex tersebut untuk membangkitkan Dark Elder, akhirnya Dee mampu mendapatkan codex tersebut, namun sebelum codex itu didapatkan oleh Dee, anak kembar itu merobek lembaran buku itu dihalaman akhir, yang ternyata lembaran akhir itu merupakan lembaran paling penting dari buku tersebut, dan mengakibatkan Dee masih terus mengejar Flamel dan kedua anak kembar tersebut. Akhir dari pertemuan yang singkat dengan Dee itu menjadi malapetaka bagi Flamel: tokonya hancur, istrinya diculik oleh Dee, serta Codex pun berhasil direbut oleh Dee.

Dalam pelariannya dari Dee, Flamel ingin membangkitkan kemampuan sihir yang dimiliki Josh dan Sophie. Yang dapat membangkitkan kekuatan sihir hanyalah seorang Elder, yaitu Hekate, dalam perjalanan menuju Hekate mereka bertiga dibantu oleh Elder generasi baru bernama Scatach.

Sedangkan Dee yang terus memburu keberadaan dua lembar codex yang berada ditangan Flamel dan dua anak kembar itu dibantu oleh dua Elder yaitu Morrigandan Bastet.

Akhirnya kekuatan sihir yang dimiliki Sophie berhasil dibangkitkan dengan bantuan Hekate dan memperoleh pembelajaran kilat tentang sihir angin dari seorang penyihir Endor. Hingga akhirnya konflik batin pun dirasakan oleh Josh yang masih menjadi manusia biasa.

Novel ini sangat seru untuk diikuti. Ceritanya mudah dipahami dan alurnya pun tidak terlalu berat. Michael Scott menuliskan semuanya dengan sangat detail sehingga pembaca dapat membayangkan cerita ini seperti nyata. Ia juga dengan sangat ahli mengolah cerita mitos dan mitologi berbaur dengan dunia modern saat ini.