Selasa, 01 November 2016

[Resensi Novel] The Da Vinci Code - Dan Brown


Judul : The Da Vinco Code (Kode Da Vinci)
Penulis : Dan Brown
Penerjemah : Isma B. Koesalamwardi
Cetakan : ke-6, Juni 2006 (cetakan ke-1, April 2005)
Tebal buku : +624 halaman
Genre : Fiksi
ISBN : 979-3335-38-4
Pada cover depan novel ini dicatat :
MEMUKAU NALAR
MENGGUNCANG IMAN!
Dan pada cover belakang tercatat :
SEORANG KURATOR TERBUNUH
SEBUAH MISTERI TERUNGKAP
SEBUAH TRADISI AGAMA TERANCAM

The Da Vinci Code (kode Da Vinci) adalah novel ke-4 Dan Brown, dan juga Novel ke-2 dari petualangan Robert Langdon. Novel inu menuai banyak pujian dan juga kritikan, dan dikategorikan juga sebagai novel yang kontroversial.
Novel ini dibuka dengan pernyataan bahwa pemaparan fakta tentang organisasi yang dipaparkan dalam novel adalah organisasi yang nyata adanya, dan semua deskripsi karya seni, arsitektur, dokumen dan ritus rahasia dalam novel ini adalah akurat!
Mungkin karena fakta-fakta yang ada dinovel ini akurat, dan juga bersinggungan dengan adat-tradisi suatu kepercayaan, novel ini sempat menjadi bahan perbincangan di dunia, hingga membuat novel ini laris-manis dipasaran.
Berawal dari terbunuhnya seorang kurator, yang ternyata juga merupakan seorang pemimpin suatu organisasi tertua di dunia. Langdon yang saat itu berada di Paris untuk memberikan kuliah umum di Pavillon Dauphine di Universitas Amerika Paris. Keesokan paginya Langdon mendapatkan telfon namun dia tak mau menerimanya, dan meminta kepada petugas hotel yang menghubunginya agar sang penelfon yang mencarinya memberi nomor telfonnya biar nanti Langdon sendiri yang menghubunginya.
Namun tak lama setelah itu, ternyata ada yang mengetuk pintu kamar hotel Langdon, dia pun menghampiri dan membuka pintunya. Dan yang menjemputnya adalah seorang Polisi Judisial / Direction Centrale Police Judiciaire (DCPJ). Hampir sama dengan FBI jika di Amerika.
Polisi itupun memberikan sebuah foto seorang kurator yang terbunuh di musium Louvre. Langdon merasa ganjil dengan foto sang kurator, dia merasa simbol dan keadaan tubuh sang mayat terasa aneh. Namun polisi itu mengatakan bahwa posisi mayat itu sang mayat yang menentukan sendiri.
Karena dari dekat tubuh si mayat simbol dan juga sebuah kode, dan juga nama Langdon tertulis bersama goresan kode dekat mayat itu berada, sehingga membuat polisi mengira bahwa Langdonlah pembunuh kurator tersebut. Agar Langdon mudah dicari jika dia melarikan diri, sang polisi yang menjemutnya menyelipkan sebuah chip GPS.
Namun beruntung bagi Langdon, ketika di Louvre dia hendak ditangkap, seorang wanita bernama Shopie Neveu yang ternyata adalah cucu dari sang Kurator terbunuh menyelamatkannya, dan akhirnya Langdon pun bisa melarikan diri. Petualangan pemecahan kode-kode rumit yang mengesankan pun dimulai.
Keunggulan dari novel ini, Brown mampu mengaitkan seluruh benda sejarah dengan begitu banyak teka-teki yang rumit. Ceritanya begitu cepat, dan sulit ditebak, sama seperti karya Brown yang lainnya dia mampu membuat begitu rumit namun akhir yang mengesankan.
Untuk novel ini saya merasa tak ada kekurangannya, gaya bahasa yang digunakan pun mudah dimengerti dan mengalir dengan deras, tidak berbelit-belit.
Sama seperti petualangan Langdon pertana dalam Angels & Demons buku ini sabgat seru dan recomended banget, dan juga buat kalian yang suka dengan hal-hal dan cerita konspirasi.

0 komentar:

Posting Komentar

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com